Seminar Sehari dan Presentasi Makalah Santri-santri SMA : Kiat Membangun Budaya Literasi Beradab di Pesantren

     

(Sumber: Jurnalis Aksara) 


Garut, 20 Mei 2025 Kampus IAI Persis Garut bekerja sama dengan Pesantren At-Taqwa Depok menyelenggarakan Seminar Sehari dan Presentasi Makalah Santri-Santri SMA dengan tema “Kiat Membangun Budaya Literasi Beradab di Pesantren.” Kegiatan ini digelar di Aula Rusunawa IAI Persis Garut pada Selasa, 20 Mei 2025.

Acara yang dihadiri oleh perwakilan delegasi setiap prodi ini dimulai pada pukul 09:30 WIB, yang dipandu oleh Adillah Azlam sebagai Master of Ceremony pada acara kali ini. Acara dimulai dengan lantunan ayat suci alqur’an, yag dilantunkan oleh Muhammad Piki Agisna Firdaus. Kemudian dilanjut dengan sambutan sekaligus pembukaan acara ini oleh Rektor IAI Persis Garut, Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum. Dilanjut dengan Keynote Speech pertama yaitu, Dr. Adian Husaini dan disambung oleh keynote speech kedua yaitu, Dr. Muhammad Ardiansyah. Setelah itu dilanjut dengan pemaparan materi oleh kelima pemateri.

Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M. Hum sebagai Rektor dari kampus IAI Persis Garut, menyampaikan maaf kepada para tamu dari Pesantren At-Taqwa atas jamuan yang seadanya, beliau juga mengucapkan terimakasih kepada para tamu yang sudah berkenan datang ke kampus IAI Persis Garut. Dalam sambutannya juga beliau menyampaikan pentingnya literasi, “pentingnya pengembangan literasi, sebab di masa akan datang kita akan bersaing dengan Artificial Intelligence” ucapnya yang menjelaskan bahayanya AI yang akan menggantikan peran manusia di masa akan datang, lanjutnya “AI itu robot dia tidak akan mendapatkan ilham dari Allah, sedangkan manusia mendapatkan ilmu dari Allah Swt.” Di akhir sambutannya Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M. Hum menyampaikan harapannya kepada para mahasiswa yang hadir untuk menjadikan acara ini sebagai pemicu bagi para mahasiswa untuk mengembangkan literasi.

Dr. Adian Husaini sebagai Pembimbing dari Pesantren At-Taqwa, menyampaikan kenangannya bersama Allahuyarham Ustadz Aceng Zakaria selaku tokoh dari Persatuan Islam. Beliau juga menyampaikan, “Sekarang kita bersaing dengan robot. Mereka mampu menganalisis hingga beberapa hal yang bersifat kreativitas sudah di ambil oleh robot, maka dari itu budaya literasi yang kita kembangkan adalah budaya literasi beradab.” Di akhir sambutannya beliau menyampaikan untuk melatih jiwa bukan hanya pemikirannya dengan literasi.
Dr. Muhammad Ardiansyah sebagai Mudir ‘Am Pesantren At-Taqwa, menyampaikan keunggulan-keunggulan dari Pesantren At-Taqwa dan menyampaikan latar belakang diadakannya acara ini.

Dalam acara ini kelima pemateri membawakan materi dengan tema yang berbeda-beda, diantaranya:
  1. Farraz Zahy Putra (16 tahun), mempresentasikan materi dengan judul “Merespons Komunisme: Konsep Keadilan Sosial dalam Pemikiran Nasionalis Muslim Indonesia”.
  2. Zeyd Farkhy Ahmad (17 tahun), mempresentasikan materi dengan judul “Ta’dib dan Perjuangan: Konsep Pendidikan Jihad Hamas”.
  3. Andini Sari Larasati (16 tahun), mempresentasikan materi dengan judul “Kajian terhadap Konsep Futuhat dan Kolonialisme”.
  4. Qotrunnada Karimah (15 tahun), mempresentasikan materi dengan judul “Pendidikan Fitrah sebagai Solusi Problematika Transgender”.
  5. Fatimah Syiharani (16 tahun), mempresentasikan materi dengan judul “Jilbab: Antara Syariat dan Fashion”.
Ini menjadi bukti bahwa Pesantren bukan hanya tempat mendalami ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga menjadi ruang subur bagi tumbuhnya budaya listerasi yang kritis, konstruktif, dan beradab. Kehadiran pesantren At-Taqwa Depok yang didirikan Dr. Adian Husaini dalam kerja sama ini menunjukkan komitmen bersama dalam membina generasi muda yang tangguh secara keilmuan dan akhlak.

Acara dilanjut dengan sesi tanya jawab antara audiens dengan pemateri. Dua penanya yang turut berpartisipasi dalam sesi ini adalah Piki Agisna Firdaus dari prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir semester 2 dan Budi Zaki dari prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir semester 6.

Acara ditutup dengan penyerahan cindramata antara Pesantren At-Taqwa Depok dan IAI Persis Garut, masing-masing diserahkan oleh Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M. Hum. 




Jurnalis: Dilla Nur Fadillah, Huzaini Ramadan dan Syifa Gantina.
Dokumentasi: Jurnalis Aksara

Posting Komentar

Halo sobat Aksara!
Jika mari berkomentar dengan memberikan gagasan atau pendapat yang terbaik, kita jauhi komentar yang mengandung hal yang tidak diinginkan yaa!

Lebih baru Lebih lama