TINGKATKAN KUALITAS KADER, UKM AKSARA GELAR BASIC TRAINING

 

UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Aksara kembali mengadakan kegiatan Basic Training yang bertempat di kampus STAI Persis Garut` jalan Aruji Kartawinata, Désa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul pada hari Ahad (21-11-2021). Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 15 orang peserta  serta beberapa tamu undangan dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan DLM (Dewan Legislatif Mahasiswa)

Kegiatan Basic Training ini merupakan salah satu kegiatan yang rutin dilaksanakan di internal UKM Aksara. Basic Training ini telah berjalan selama tiga periode kepemimpinan, mulai dari periode Iman Nurjaman (2019), Nisky Nahjan Fauzy (2020) serta periode Rifqi Muhammad Fajar (2021). 

Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk mengasah dan melatih kader-kader UKM supaya lebih paham terhadap teori dasar mengenai literasi, jurnalistik dan juga riset. Selain daripada teori yang dipelajari, dalam Basic Training ini peserta atau kader dilatih untuk langsung praktek terhadap teori apa yang telah dipelajari, sehingga pondasi dasar dalam menulis dapat diaplikasikan dengan baik. Ujar ketua pelaksana (RF).

Untuk terlaksananya kegiatan ini UKM Aksara mengundang tiga pemateri yang masing-masing mempunyai kemahiran di bidangnya masing-masing. Diantara pemateri- pemateri yang hadir adalah Kang Heri Kusmawan, S.Pd sebagai mantan jurnalis Radar Garut, Kang Elvansyah Muharram, S.Ip sebagai pelopor bidang Pendidikan dan Literasi di Kabupaten Garut serta yang terakhir adalah kang Ridwan Mustopa, S.Sos.I, M.Sos sebagai jurnalis Kompas TV serta pernah juga menjadi kontributor di media mainstream lainnya seperti SCTV, media pelita dan lainnya.

Dalam pemaparannya pemateri pertama yakni kang Heri Kusmawan menjelaskan mengenai dasar-dasar didalam jurnalistik dimana beliau mengatakan bahwasannya untuk menjadi jurnalis itu memerlukan mental yang kuat, ketenangan, keberanian mengungkapkan suatu yang benar serta tatakrama ketika hendak mereport narasumber guna untuk dijadikan sebagai sebuah berita. Selain itu beliau juga menjelaskan mengenai team serta tahapan dalam jurnalis seperti membuat team jurnalis, seperti adanya Pimred (Pimpinan Redaksi), Redaktur serta jurnalis. Dimana peran nya adalah untuk menghimpun data serta mengolah data sebelum nanti layak diterbitkan sebagai sebuah berita dan layak untuk dipublikasikan.

Sebagai seorang jurnalis yang berkecimpung dalam dunia tulis menulis, Kang Heri memberikan tips supaya dapat menjadi penulis. "Jika anda ingin pandai dalam menulis, maka tips yang pertama adalah menulis, tips yang kedua adalah menulis dan tips yang ketiga adalah menulis".  Ujarnya pula "Jangan takut untuk membuat suatu tulisan, karena dengan terus menulis kamu akan menjadi mahir".

Untuk pemateri kedua yakni kang Elvansyah Muharram memberikan pemaparan mengenai literasi. Ia memaparkan bahwasannya literasi tidak hanya sebatas baca dan tulis saja. Akan tetapi lebih luas dari itu, berliterasi juga berkenaan mengenai sisi kognitif, afektif dan juga psikomotorik. Terlalu sempit apabila literasi hanya berkutat dalam baca dan tulis saja, terlebih dewasa ini terdapat juga literasi media, literasi kebangsaan dan juga yang lainnya.

Ia juga menyebutkan "Budaya literasi di Indonesia masih rendah, menduduki peringkat ke 60 dari 61 koresponden yang ada di dunia. Artinya Indonesia mendapat peringkat kedua terendah dari 61 koresponden literasi yang ada di dunia."

Minat literasi di Indonesia cukup tinggi, akan tetapi penyaluran terhadap literasi yang positif itu perlu di tingkatkan lagi. Dikarenakan minat membaca di media sosial itu cukup tinggi, bahkan menanggapi issu yang ada di media sosial pun cukup tinggi pula. Akan tetapi, karena kurangnya pengarahan terhadap literasi yang positif sehingga masih banyak warga Indonesia yang terkena Hoax atau berita bohong dan tidak jelas sumbernya. Ujar Elvansyah Muhamrram 

Untuk materi yang terakhir yang dibawakan oleh kang Ridwan Mustofa. Beliau memaparkan mengenai riset, dimana ketika hendak menanggapi sebuah berita dan issu-issu terhangat hendaknya sebagai seorang jurnalis melakukan riset terlebih dahulu. Melakukan cek and ricek terlebih dahulu ke tempat kejadian atau orang yang hendak dijadikan narasumber merupakan suatu kewajiban bagi seorang jurnalis. Sehingga kevalidan suatu berita itu dapat dipertanggungjawabkan tanpa menyebarkan suatu hoax akan apa yang disampaikan.

Selain itu, kang Ridwan juga menjelaskan "Riset diperlukan agar dapat meng-croschek suatu validitas terhadap kejadian atau berita yang ada, sehingga apa yang akan kita dapatkan merupakan suatu berita yang benar. Riset pula berguna untuk menelaah suatu tulisan, agar tidak mudah untuk membenarkan suatu hal kecuali sesuai dengan fakta dan data."

Ketika pemaparan oleh tiap pemateri dilaksanakan, maka peserta pun langsung di berikan praktik langsung supaya apa yang di sampaikan itu dapat diaplikasikan dengan baik dan setiap materi yang dipelajari akan kuat dalam ingatan.

-Rimufa, Jurnalis UKM Aksara-



Posting Komentar

Halo sobat Aksara!
Jika mari berkomentar dengan memberikan gagasan atau pendapat yang terbaik, kita jauhi komentar yang mengandung hal yang tidak diinginkan yaa!

Lebih baru Lebih lama