Kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi UPT THQ dan UPT Bahasa.
Unit Pelaksanaan Tahfidz (UPT THQ) di sampaikan oleh Hasan Anshori, M.Pd dan Irwan Kurniawan, Lc. M. Ag untuk target hafalan yang harus di selesaikan tiap program studi tentu berbeda-beda, diantara nya untuk Ilmu Hadits memiliki target 4 juz sedangkan mahasiswa yang memiliki beasiswa kaderisasi da’I (beasiswa asrama) memiliki target 8 juz, Ilmu Alquran dan Tafsir 5 Juz, dan untuk Fakultas FEBI 2 juz (1 juz ayat-ayat ekonomi dan 1 juz nya lagi juz Amma) dan untuk Fakultas Tarbiyah target hafalannya 2 juz.
Beliau juga menuturkan bahwa Jika mengikuti kelas tahsin diluar di bawah lembaga Jazaria Qorner nilainya bisa di konpersi dan untuk waktu mentoring nya dilaksanakan pada hari Ahad, dan pada bulan November diadakan mentoring, untuk satu level tahsin 15 jam dibagi 3 jam tiap pertemuan 1 juz 10 kali setor hafalan.
UPT Bahasa dibentuk setelah berdirinya UPT THQ dan berada dibawah naungan WK III Bidang Kemahasiswaan. Dasar hukum dibentuknya UPT Bahasa ini adalah sebagai lembaga pendukung yang ada di IAI Persis Garut dalam bidang kebahasaan dan yang menjadi tugas pokoknya ialah pelatihan dan pembinaan bahasa Arab dan bahasa Inggris, sebagai pengembangan dan pengkajian bahasa serta pelayanan bahasa (penerjemahan, TOEFL).
Dalam hal ini maka UPT Bahasa memiliki rencana untuk mengadakan tes kebahasaan tetapi untuk sekarang ini UPT Bahasa sifatnya belum diwajibkan.
Untuk UPT Bahasa Arab ada 4 level (mahir nahu shorof, mahir muhadatsah, karantina satu bulan). Sedangkan untuk UPT Bahasa Inggris diperuntukan bisa muhadatsah, menulis, kelas secara global, serta tes TOEFL.
Untuk materi berikutnya membahas mengenai Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi oleh Tatan Ahmad Santana, beliau menyampaikan bahwa posisi umat Islam dalam konteks masyarakat global jangan menganggap globalisasi sebagai hal yang negatif.
Dan dari globalisasi memiliki ciri khas yaitu dunia semakin mengecil, dunia semakin cepat dari segi informasi maupun migrasi, dan ketika dunia semakin menyempit itu semakin kompetitif. Ia juga menekankan bahwa sebagai umat Islam kita tidak boleh seperti ilalang gersang yang mudah diprovokasi, maka yang harus dilakukan di era seperti ini adalah peningkatan dalam pendidikan Islam yakni harus seimbang antara fiqih ibadah dengan fiqih muamalahnya untuk menghadapi tantangan di zaman sekarang ini, media sosial harus digunakan oleh para pendidik untuk mendidik umat maka gunakanlah media sosial anda untuk berdakwah.
Setelah penyampaian materi oleh Tatan Ahmad Santana selesai maka rangkaian acara dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Sultan Ramdhani, atau biasa dikenal dengan sebutan Coach Abi, memaparkan pentingnya transformasi digital menuju Indonesia Emas 2045, terutama bagi generasi Z yang dikenal sebagai "digital natives." Generasi ini tumbuh bersama teknologi dan perlu mengisinya dengan hal positif. Ia juga menyoroti peluang karir di era digital seperti AI Engineering dan dakwah digital, meski tantangan seperti kesenjangan teknologi dan keamanan digital masih ada.
Teknologi, menurut Coach Abi, bagaikan pisau bermata dua, sehingga generasi Z harus menguasai teknologi, kreativitas, adaptasi, dan kolaborasi. Ia mendorong pembelajaran berkelanjutan, kolaborasi antar-generasi, serta menekankan pentingnya visi jangka panjang dan prinsip "DO IT" (Doa, Optimis, Ikhtiar, Tawakkal) dalam menghadapi masa depan.
Lebih lanjut acara diisi dengan penampilan pentas seni peserta oleh 1 kelompok hingga ice breaking yang dipimpin oleh mc Maruf untuk memeriahkan kegitan Maruf kali ini. Setelah itu acara dilanjutkan dengan sosialisasi dari kejam'iyyahan Oleh otonom PD Persis Garut.
Pada sosialisasi kejam'iyyahan, hadir dari berbagai otonom PD Persis Garut, mulai dari perwakilan PD Persis, PD Pemuda Persis Garut, PD Hima dan Himi Persis, juga PK Hima dan Himi IAI Persis Garut.
Dalam Maruf kali ini, materi diawali oleh Pemuda Persis, yang merupakan anak pertama dari rahim persis yang merupakan salah satu otonom persis yang menjadi ajang pengkaderan bagi kader muda Persis mulai dari usia 16 tahun, yang selanjutnya akan mendorong kader tersebut untuk bermuara pada persis itu sendiri.
Lebih lanjut, Daden Robi Rahman, M.A. sebagai perwakilan dari PD Persis Garut memaparkan mengenai sejarah persis dan ideologi persis. Juga memberikan motivasi untuk bergabung di organisasi otonom Persis
Anak kedua persis adalah hima Persis, yang mana organisasi ini menjadi organisasi otonom, organisasi mahasiswa eksternal, dan organisasi pengkaderan. Sifatnya inklusif (terbuka) bagi siapa saja yang mau mengikuti dan juga adaptif. Sebelum masuk ke PD Hima Persis, bisa masuk ke PK Hima Persis terlebih dahulu.
Himi Persis didirikan di Cianjur pada 24 Maret 1996, dan kini telah berusia 28 tahun. Pada tahun 2007-2008, para alumni pesantren Persis bergabung dalam Hima Himi di Tasikmalaya. Kegiatan gabungan kader Hima Himi dari berbagai daerah termasuk Garut diadakan pada tahun 2007, yang menghasilkan pemilihan ketua pertama PD Himi Persis Garut, yaitu Devi sebagai ketua dan Dini sebagai sekretaris.
PD Himi Persis Garut saat ini berfokus pada kajian keperempuanan dan kajian turats, dengan Lutfia Rahma menjabat sebagai Ketua PK Himi Garut periode 2023-2024. Dalam rangka kaderisasi, Kabah (Kaderisasi Mahasiswa Baru Himi Persis) menjadi pintu masuk utama bagi anggota baru.
Annisa Nurul Fauziyyah, Bidgar Organisasi PD Himi Persis Garut, menyatakan bahwa Himi Persis adalah organisasi otonom yang menaungi aktivitas dan kreativitas mahasiswi Persis. Mereka juga memiliki program seperti Sekolah Negarawan atau Sekolah Politik yang membahas dinamika politik di kalangan kader Hima Persis.
Kegiatan Maruf di hari kedua ini diakhiri dengan pengumpulan buku resume, pengumuman hingga hukuman.
Jurnalis : Aida, Rifa, Rohima
Dokumentsi : Gufron
Editor : Silmi