Menggali hikmah di tengah maraknya Wabah

"Tugas baru lagi? Yaelah, belum juga kelar tugas kemarin udah nambah lagi tugas baru. Bener-bener emang, mati satu tumbuh seribu”
“Dosen gimana sih? Udah tau kuliah online pake Zoom itu mahal banget”
“Kalian gak ngerti sih orang tua aku susahnya cari uang gimana, boro-boro beli kuota, buat makan sehari-hari aja susah”
“Enak banget yaa yang dirumah nya ada wifi”
Dan lain sebagainya…
Naah, ilustrasi kaya gini gak asing bukan? Yaa itulah, chat history yang sering terjadi akhir-akhir ini. Apalagi kalo bukan tentang “Berita Buruk” yang diumumkan Kosma (Korban suruhan Mahasiswa) di grup kelas tentang perkuliahan online atau tugas-tugas yang diberikan dari dosen yang ditanggapi dengan mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Atau bahkan, maaf sekali niih ya, diimbuhi dengan umpatan.
Oke, mari kita bahas secara realistis tentang nasib mahasiswa ditengah mewabahnya corona. And I am so sorry if anyone here merasa tersindir. Coretan ini sepenuhnya tidak ada maksud lebih selain mengungkapkan isi yang ada didalam hati dan pikiran juga menyadarkan kita sebagai mahasiswa, bahwa tidak sepatutnya kita dibanyakin mengeluh. So, just make it fun yaa guys…
*
Ditengah maraknya wabah corona, seluruh masyarakat yang ada di Indonesia bahkan diseluruh dunia dilarang berkumpul berkerumun seperti hari-hari biasanya. Hal ini dikarenakan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 atau Corona Virus Deases 2019. Sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan Social Distancing. 
Adanya kebijakan social distancing ini tentu akan berpengaruh bukan hanya dalam bidang ekonomi saja, contohnya buat seorang ayah sebagai tulang punggung keluarga yang pekerjaannya tidak bisa dilakukan dirumah, atau sekarang trend bahasanya WFH, wrok from home. Tapi juga hal ini berpengaruh kepada para pelajar terkhusus kita sebagi mahasiswa, dimana sistem perkuliahan yang biasanya dilakukan di kelas dialihkan sistemnya menjadi perkuliahan daring. Surat edaran dari kampus dikeluarkan agar para dosen tetap menjalani perkuliahan online, baik itu melalui WhatsApp group, Youtube, Google Classroom ataupun Zoom.
Namun tidak dapat dipungkiri, bukan malah memberikan pemaparan materi, para dosen malah memberikan mahasiswa berbagai tugas yang deadlinenya super supeeeer kepepet. Belum lagi untuk bisa kuliah online itu membutuhkan kuota yang cukup ataupun ada kuota juga (aku) yang tingggal dikampung belum tentu jaringannya tersedia.
Sebagai mahasiswa biasaaahhh, menurutku itu adalah hal yang menyebalkan ketika dosen memberikan tugas yang bertubi-tubi, ibaratnya itu seperti ada banyak asteroid mengantam planet bumi.
Ketika awal-awal dibubuhi tugas, tidak jarang aku banyak mengeluh. Bagaimana tidak, lagi mengerjakan tugas mata kuliah 1, tiba-tiba inget tugas mata kuliah 2 belum dikerjakan yang mana deadlinenya sama-sama harus dikumpulkan besok lusa. “Aaarrgghh” erangku.
Mendengar banyaknya keluhan yang dikeluarkan dari mulutku, tiba-tiba adikku bilang “Ngeluh wae, sok kerjakeun supados enggal beres tugasna, lebar waktos” (Ngeluh mulu, buruan kerjain tugasnya supaya cepat beres, sayang sama waktu).
speechlees dong aku
Tapi bener juga apa yang adikku bilang.
Mengeluh? Yaah hal yang satu ini niih yang sering kutemui akhir-akhir ini di grup kelas atau di status WA or Instagram. Dikarenakan banyak tugas, gak ada kuota atau sulit menemukan jaringan supaya bisa ikut kuliah online.
Hheemmm, Then I am thingking about one thing :D (*So inggris aja diriku). Apa sih yang dikeluhkan gitu lohh?? Maksudku, yah banyaknya tugas kan memang hal yang sangat wajar untuk semua mahasiswa *tanpa terkecuali yaa, tapi kenapa sih masih mengeluh??
Well, Yyyaaa, setelah mengalami malam-malam panjang dalam kesendirian *Eeehh perenungan panjang maksudnya, sebenarnya hal-hal tidak mengenakkan yang dilakukan dosen tersebut toh kembalinya juga kepada kita kan?
Ituloh yaaa, dosen juga manusia dengan segala kesibukannya. Believe me deeh, Tugas sebanyak itu bukanlah ajang dosen untuk mempermainkan mahasiswa. Bisa aja kan dengan diberikan tugas-tugas itu, secara tidak sadar kita menjadi orang yang lebih disipilin, bisa memanage waktu kapan harus mengerjakan tugas, kapan harus membantu umi di rumah atau kapan waktu buat me time.
"Terus gimana yang ingin mengikuti kuliah, tapi kondisi gak memungkinkan seperti ga ada kuota. Yaah mau diisi juga gak ada uang atau susah sinyal?”. Tenang ajaa.. Calm down, karena urusan kita sebenarnya itu dengan Allah swt, bukan dengan dosen. Allah udah tau ko niat baik kita yang ingin mengikuti perkuliahan. 
Ibaratnya gini nih, pertama ada seorang mahasiswa yang di fasilitasi Laptop, Hp, kuota dan jaringan full, ketika kuliah online ia bergumam “ YaAllah, kenapa sih harus ada kuliah online, mana kuliahnya di jam yang lagi enak-enaknya rebahan lagi. Kepaksa deh ikut kuliah online demi ngisi absen”. Itu, amalnya lebih baik daripada niatnya.
Kemudian mahasiswa kedua yang ga bisa ikut kuliah online, karena gaada jaringan ataupun fasilitas tidak mendukung ia berguamam “YaAllah, walaupun sekarang situasi sedang di lockdown, tapi aku tetap ingin menimba ilmu, ingin mengerjakan tugas. Tapi yaAllah, Engkau lebih tau situasiku sekarang, betapa ingin aku tinggal diperkotaan supaya tidak susah jaringan, atau betapa ingin aku memasang WIFI di rumah supaya lebih gampang dalam menimba ilmu”. Dan ini, niatnya lebih baik daripada amalnya.
You see?? Antara mahasiswa pertama dan mahasiswa kedua itu tampak jelas perbedaannya. Kalau kata Ustadz Salim A Fillah, niatlah yang membedakan mana orang yang munafiq dan mana orang yang beriman. Kata Nabi “Orang Mukmin itu niatnya lebih indah daripada amalannya. Sedangkan orang munafiq, amalnya jauh lebih indah daripada apa yang bersemayam dalam hatinya”
So, apasih yang sebenarnya mesti dikeluhkan?? Be positive aja lah yaa guys. Sayang sama waktu kalo dipake ngeluh terus. Akan lebih baik jika waktu untuk mengeluh digunakan untuk makan siomay, bakso, seblak atau apalah gitu. Ehhehehe..
“Emang kamu gak pusing apa ngedepin tugas sebanyak itu, kamu itu kaya yang santuy bangeeet gituu ?” Hei, come on, ayolaah! Aku bukannya tidak memikirkan tugas yang seabreg itu. Hanya saja aku tidak ingin menjadikan tugas-tugas itu sebagai beban, sudah cukup virus corona yang jadi masalah, sekarang malah mau nambah masalah lagi. Haduuh..! Jangan sampai karena banyaknya tugas, terus dibikin pusing, stress deh, imunitas tubuh menurun. Sakit kan jadinya? Naahh lhoo…
Kita sebagai seorang muslim, tidak perlu dilanda mengeluh sampai stress atau bahkan frustasi. Sebab, apapun yang kita alami, hakikatnya solusi sudah ada dalam Alquran. Ambil hikmahnya. And then, mengambil hikmah itu perlu lohh karena itu sejatinya kekuatan dari setiap bacaan yang kita lakukan. Daaaan, yang paling penting,, tentu saja hikmah itu datangnya dari Allah, bukan kemampuan kita semata. Coba perhatiin deh redaksi ayat berikut:

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَايَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ
 “Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran” (Al-Baqarah: 269).

Tuhh kan guyss,,  kita itu disuruh mikir sama Allah.
Ohiya juga perlu diingat bahwa masih banyak orang diluar sana yang berharap ada di posisi kita sebagai mahasiswa yang sedang duduk di bangku kuliah. Bersyukurlah karena Allah swt memberikan kita kesempatan yang masih lebih baik daripada orang diluar sana yang bahkan sama sekali tidak bisa menyentuh pendidikan. Intinya, banyakin bersyukur, jangan ngeluh terus.
Yang jelas nihh yaa,  banyak mengeluh itu adalah salah satu ciri dari tipe manusia yang pecundang. *aku sih gak mau masuk kedalam kategori mahasiswa yang pecundang.
Yaaa dari pada mengeluh, mendingan kita fikirin sama-sama kiranya apa hikmah dibalik semua ini. Jadilah mahasiswa yang bermental tangguh dan tidak banyak mengeluh.
Mudah-mudahan Allah swt membimbing kita untuk senantiasa mampu mengambil hikmah, sehingga dapat mengambil pelajaran dan istiqomah di dalam keimanan. Aamiin, (Risma Dilla)

Posting Komentar

Halo sobat Aksara!
Jika mari berkomentar dengan memberikan gagasan atau pendapat yang terbaik, kita jauhi komentar yang mengandung hal yang tidak diinginkan yaa!

Lebih baru Lebih lama