UPAYA MENJAGA TRADISI LITERASI DI KALANGAN SANTRI PERSIS Oleh: Zulfa Mufthina Naufal


Literasi atau “literacy” adalah hal yang tak bisa di pisahkan dikalangan pelajar, baik di lembaga kepesantrenan maupun di lembaga sekolah umum. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) literasi adalah kemampuan untuk membaca dan menulis. Menurut Elizabeth Sulzby pada tahun 1986 beliau mengartikan literasi sebagai kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang yang berkomunikasi dengan baik dalam membaca, berbicara, menyimak, dan menulis dengan cara yang berbeda sesuai dengan pesan. Sedangkan menurut Herfey J. Graff pada taun 2006 beliau mengartikan literasi sebagai suatu kemampuan dalam diri seseorang untuk menulis dan membaca.

Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa literasi adalah kemampuan seseorang dalam hal membaca ataupun menulis. Seorang pelajar musahil tidak memilki kemampuan berliterasi, karna bagi pelajar literasi adalah cara untuk mencari ilmu baik dengan cara membaca buku pelajaran, ataun non pelajaran, atau mengasah kemampuan dengan caramenulis.

Kata satri ataupun siswa di kaitkan sebagai seseorang yang sedang menimba ilmu. Santri adalah pelajar yang sedang menimba ilmu di lembaga kepesantrenan, sedangkan siswa adalah seorang pelajar yang sedang menimba ilmu di lembaga berbasis umum.

Di lemabaga kepesantrenan khususnya pesantren persis, literasi sangat di junjung tinggi karna literasi adalah cara mereka untuk mendapatkan ilmu. Banyak faktor yang mendorong meningkatnya tradisi literasi di kalangan santri persis baik berupa sarana ataupun prasarana, contonya yaitu dengan di adakannya perpustakaan, sebagai sarana yang dapat meningkatkan minat baca di kalangan santri persis.

program-program yang di adakan oleh pengurus RG-UG (Rijalul Ghad- Ummahatul Ghad ) sebagai fasilitator penggerak meningkatan tradisi liteasi di kalangan santri persis. Penjadwalan pengunjung perpusakaan atau hari membaca adalah salah satu program yang di adakan yang bertujuan mendorong meningkatnya kualitas membaca di kalangan santri persis. Seperti halnya di sekolah SMA Plus Muallimin 182 Rajapolah, di sana ada program penjadwalan pengunjung perpustakaan dan hari membaca yaitu tepatnya pada hari selasa.

Selain membaca, menulis juga termasuk bagian istrumen yang paling  penting dalam literasi. Banyak sekali program yang di adakan oleh santri persis yang bertujuan untuk meningkatkan kultur menulis. Program pembuatan majalah ataupun buku adalah salah satu program yang selalu ada di setiap pesatren persis. Contonya di pesantren persis nomber 34 Cibegol, di sana pembuatan buku adalah progam yang harus ada dan di laukan oleh setiap angkatan dari pesantren tersebut. Mereka menamakan buku hasil karya mereka dengan nama“LIWA”


Pesantren persatuan islam nomber 45 rahayu juga memiliki program yang mendorong kemajuan tradisi literasi di kalangan santrinya. Pembuatan majalah dinding (MADING) adalah salah satu program dari pimpinan RG-UG rahayu yang bertujuan untuk mengasah kemampuan santriwan dan santriwati dalam bidang jurnal. Seperti pembuatan puisi, anekdot, pantun, dan lain-lain. Program tersebut di adakan satu tahun sekali. Dan di sana juga ada program pembuatan buku antologi puisi yang diberi judul “ ABADI DENGAN PUISI”. Dan rahayu juga memiliki komunitas jurnal yang diberinama PERAK ataun singkatan dari pena rahayukreatif.

Lalu di pesantren persatuan islam nomber 01 Pajagalan juga memilki program kegiatan pembuatan buleti, yang terbit satu bulan satu kali. Di dalam sebuah buletin yang dimuat di dalam nya karya tulis seperti artikel, puisi, kata mutiara, dan yang lainnya. Dan juga ada program pembuatan poster-poster dakwah atau motivasi yang yang di tempal di setiap jalan yang di lalui oleh santriwan satriwati pajagalan, yang beujuan untuk mengasah kemampuan mengolahkata sehingga dapat membangkutkan siapa saja yangmembacanya.

SMA Plus Muallimin juga memilki kegiatan yang bertujuan menjaga tradisi iterasi, ada sebuah program yang mungkin tidak dimilki oleh pesantren yang lain. Gerakan 30 menit santri menimba ilmu atau yang biasa di singkat G30SMI, adalah sebuah program yang isinya menyatukan antara program membaca, menulis, dan berdiskusi. Program tersebut membagi beberapa keilmuan diantaranya adalah: religi, sastra, novel/cerpen,sejarah, dan sains. Sistem program tersebut adalah setiap devisi keilmuan memecahkan masalah dalam keilmuan yang dia garap, atau membuat karya sesuai devisinya. Yang nanti akan di muat di buletin, atau dimajalah

Di kalangan pelajar, khususnya di kalangan santri pesantren persatuan islam . Ada banyak cara dan upaya yang mereka lakukan untuk menjaga tradisi literasi.baik berupa program RG-UG ataupun kultur dari sekolah mereka yang selalu mendorong agar para santriwan dan santriwati terbiasa dalam berliterasi. Karna mereka di didik untuk menjadi para mujahid dakwah penerus risalah rosululloh, dan dengan berliterasilah meraka dapat menggapai dan mengemban amanat dakwah tersebut.

Posting Komentar

Halo sobat Aksara!
Jika mari berkomentar dengan memberikan gagasan atau pendapat yang terbaik, kita jauhi komentar yang mengandung hal yang tidak diinginkan yaa!

Lebih baru Lebih lama