RESENSI NOVEL PURNAMA DI ATAS BUKIT




Judul buku: Purnama Di Atas Bukit 

Penulis: BJ Cahyana

Penerbit: HaHiHa Publishing 

Tahun Terbit: 2008

Cetakan: Pertama, tahun 2008 Tebal: 396halaman



Purnama Di Atas Bukit

“Rasanya kematian tidak akan dapat memupuskan apa yang Alloh Anugrahkan padamu, karna kematian adalah awal dari keabadian yang akan menampakan keindahan yang sebenarnya, juga kematian perpisahan tapi awal dari kebersamaan yang abadi”


Novel bercerita tentang seorang mahasiswa institut Teknologi Bandung jurusan teknik informatika semester enam, seorang pemuda yang memiliki hobi naik gunung, berparas tampan, berpengetahuan luas, seorang yang alim, humoris, romantis, berpengetahuan luas, serta dia juga seorang hacker. Dia di beri anugrah oleh kedua orang tua dengan nama yaitu Cahaya Bentang.

Bertemu dengan seorang bidadari cantik yang memikat hati, menentramkan jiwa, di sebuah perpustakaan adalah sebuah anugrah terbesar. Selama tiga pekan dia selalu memperhatikan gadis itu, bahkan dia tahu waktu kedatangan gadis tersebut yaitu sekitar pukul satu siang. Shofia Tiara Semesta adalah nama yang di sematkan pada gadis yang telah merenggut hati Cahaya, dia adalah seorang mahasiswa di Universitas Padjadjaran jurusan kedokteran semester empat. Dia seorang gadis yang pintar, dan yang pasti berparas cantik, anak tunggal dari seorang Wakil Presiden Eksekutif sebuah perusahaan jasa perminyakan multi nasional, namun dia seorang gadis yang sederhana. Shofia adalah seorang murid dari sufi wanita di Bandung, dia belajar ilmu tasawuf pada kepada sufiitu.

Cinta Cahaya pun di sambut dengan hangat oleh Shofia, mereka mengadakan diskusi- diskusi seputar topik keagamaan dengan di ikuti oleh teman-teman Shofia di pengajiannya. Cahaya memiliki pandangan-pandangan yang menarik tentang masalah masalah agama, dia mempercayai bahwa apa yang ada dalam agama islam akan bisa di terima oleh akal manusia.

“Ya Alloh Engkau Maha Pengasih, Engkau Maha Indah, yang menciptakan cinta pada diri manusia, sehingga saat tumbuh rasa cinta pada makhlukmu, sehingga aku dapat merasakan kedekatan padamu”

Seiring berjalannya waktu, Shofia pun membenarkan dan mengikuti pemahama- pemahaman yang di bawa oleh Cahaya kekasih hatinya. Dan itu yang menjadi awal permasalahan bagi mereka berdua. Guru sufi Shofia merasakan perubahan yang terjadi pada diri Shofia, sehingga dia salah baca untuk mereka berdua dengan cara menghasut ibu dari Shofia irama mereka berdua tidak mendapatkan restu dari keluargaShofia.

Cinta mereka begitu indah, karna cinta yang muncul pada hati mereka adalah cinta yang pertama dengan batasan-batasan agama. Cinta yang senantiasa mereka jaga sehingga cinta tidak masuk ke kategori durhaka.

Di tengah samudra cinta yang sedang mereka arungi, mereka mendapat sebuah masalah yang cukup besar dan rumit, masalah yang akan menggangu kepada keberlangsungan cinta mereka. Seorang pemuda kaya, anak dari pejabat, seorang dosen di perguruan tinggi swasta, yang sedang memperjuangkan gelar magister di Institut Teknologi Bandung. Dia juga terpikat hatinya oleh Shofia, dia memiliki keinginan untuk menikahi Shofia. Pemuda itu bernama A. Satyawan.

A.Satyawan mendapatkan dukungan dari guru Shofia, guru sufi tersebut selalu membujuk ibu Shofia agar menerima A. Satyawan sebagai menantunya, dan menghasut menolak Cahaya menjadi menantu dari ibu Shofia. Masalah itu semakin mempersulit perjalanan cinta Cahaya dan Shofia.

Dan pada Akhirnya tidak ada seorangpun yang dapat menikahi Shofia. Shofia menerima program sandwich program di sekolah yang menawarkan fakultasnya, dengan tujuan belajar dan berdakwah di sana. Shofia akhirnya berhasil meng-islamkan seorang profesor wanita dan suami berkat bantuan Cahaya dengan pandangan-pandangannya tentang agama.

Cinta Shofia kepada Cahaya tak bisa dihapuskan oleh waktu yang senantiasa melaju, ataupun jarak yang jauh terbentang, cinta mereka semakin tumbuh, semakin subur, dan semakin indah.

“Tapi maaf, tapi saya suka, senang, rindu, dan cinta padamu, kamu hanya bisa jadi nomor urut empat yang mengisi relung hati dan jiwa saya. Itu adalah perintah dari Robbku, yang setiap saat saya dambakan pertemuan dengan-NYA, dan

memandang wajah-NYA QS At-Thaubah 24 ”


Di akhir sandwich program, Shofia mendapatkan nilai yang memuaskan di semua mata kuliahnya, dia mendapatkan IPK 4.0. Setelahnya selesai menuntaskan sandwich program, Shofia mendapatkan tawaran untuk menghadiri seminar international di Universitas of Faris mengenai teknik baru bedah jantung. Dimana Prof Merry bertindak sebagai salah satu penyaji makalah dan sebagai pembicara utama. Selepas sholat asar Shofia dan Prof Merry pergi ke bandara Cambrudge dimana pesawat pribadi Prof Merry diparkir.

Manusia hanya memiliki wewenang untuk berencana, Alloh sebaik-baik sutradara dalam semua yang berperan di dalamnya pasti akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Saat pesawat mulai melintasi Selat Dover yang memisahkan Inggris dan Francis yang ada di dataran Eropa. Badai dan petir mengantam pesawat sehingga rusak bagian atas pesawat sehingga pilot tidak dapat mengendalikan lajunya pesawat. Pesawat pun terpaksa mendarat di laut. Pesawat terguncang dengan sangat hebat Shofia dan Prof Merry terlempar keluar, dan Shofia tidak ingat lagi apa yangterjadi.

Berita itupun di beritahukan kepada ayahnya, Ali Zaenal Abidin pun tak mampu menopang berat tubuhnya sehingga dia jatuh pingsan. Setelahnya dia sadar dia memohon untuk tidak memberitahukan kejadia yang menimpa putri semata wayangnya kepada istrinya yang sedang berada di Bandung.

Pada akhirnya ibunda dari Shofia kejadian yang menimpa putri yang sangat ia cintai, ia pun di bawa ke ruang ICCU karna ibu Shofia mengalami koma. Sehari setelah datangnya suami, sekaligus dari Shofia dari luar negri. Ibunda Shofia pun meninggal dunia, dan di makamkan di lembang.

Bagaikan pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, Ali Zaenal Abidin pun sangat terpuruk atas kejadian yang menimpa dirinya. Di tengah rasa yang tidak beraturan A. Setyawan pun datang mengahampri ayah dari Shofia dan turut berduka cita. Dan dia membuktikan bahwa dia menghargai bahwa dia akan menikah dengan orang lain, dengan perasaan yang sangat tidak karuan, dia mengusir dengan nada yang tinggi.

Cahaya adalah seorang pemuda biasa, yang tak bisa menahan gejolak rasa, sedih yang menyapa hati dan mengguras fikiran pun tak bisa dia acuhkan. Namun dengan keimanan serta ketakwaan yang telah terpatri dalam dirinya, dia mengambil hikmah di balik kejadian itu. Sampai suatu masa Cahaya Bentang melakukan kebiasaannya untuk pergi ke bukit di daerah bandung, untuk menikmati kindahan semesta di dataran tinggi, menghirup segarnya udara yang sejuk di malam hari, dengan merebahkan badan di antara ilalang sembari memandangi cakrawala. Di tengah lamunannya, dia di kagetkan dengan suara yang tak didengar, suara tito sahabatnya berhasil menyadarkan dari lamunan kecilnya.

Tito memberitahukan bahwa Shofia kekasih hatinya selamat dari insiden kecelakaan yang menimpanya. Tito menceritakan bahwa ada dua orang yang telah memberikan pesan lewat email kepada dirinya, yang memberitahukan bahwa seseorang itu mendapatkan pesan dalam botol yang memberitahukan bahwa Shofia selamat karna di selamatkan oleh nelayan yang sedang menangkan ikan di lautan Venezuela. Cahaya pun tak bisa membendung rasa harunya, ucap syukur tak ia hentikan untuk selalu di lantunkan dengan lisannya.

“Ya Alloh yang Maha Indah, hambamu bersyukur atas indahnya cinta yang engkau anugrahkan pada kami berdua. Ya alloh persatukan kami hingga di surga-MU kelak”


Banyak pesan yang dapat kita petik yang BJ Cahayana sampaikan dan kemas melalui cerita cinta romantisnya. Penulis berhasil membawa pembaca masuk ke ruang imajinasinya sendiri, sehingga pembaca dapat terbawa perasaan yang di suguhkan oleh penulis. Penulis sangat piaway merangkai kata, dan menyajikan ilmu pengetahuan tentang bahayanya pemahaman jabariyah dan qodariyah, yang di balut dengan kisah romantis yang menggugahhati.

Buku ini adalah buku pertama dari BJ Cahayana, buku ini akan diistirahatkan dengan buka yang kedua dengan judul “Purnama Di Atas Samudra”. Namun buku kedua ini belum saja terbit yang banyaknya kekecewaan dari pembaca buku pertama yang tidak sabar untuk membaca bukukelanjutannya.

Jika ingin tahu bagaimana kisah cinta dari Cahaya Bentang dan Shofia Tiara Semesta maka bacalah buku ini.


JANGAN DIBACA JIKA ANDA BELUM SIAP UNTUK BERUBAH


-Zulfa Muftia Naufal-


Posting Komentar

Halo sobat Aksara!
Jika mari berkomentar dengan memberikan gagasan atau pendapat yang terbaik, kita jauhi komentar yang mengandung hal yang tidak diinginkan yaa!

Lebih baru Lebih lama