Perempuan yang Masih Percaya pada Mimpi
Pagi itu adalah hari paling berat bagi Kansa. Hari di mana mimpinya kembali dipertanyakan, dan suaranya yang ingin menggenggam langit terasa kecil di tengah dunia yang sibuk menilai. “Untuk apa perempuan sekolah tinggi-tinggi?” kata sebagian orang, “pada akhirnya akan kembali ke dapur dan rumah.”
Kansa tersenyum lirih. Ia tidak marah, hanya sedih karena banyak yang lupa, bahwa menjadi perempuan bukan berarti berhenti bermimpi. Ia ingin menuntut ilmu, bukan untuk melawan dunia, tetapi untuk menerangi langkahnya sendiri dan langkah orang tuanya yang dulu berjuang tanpa henti.
Setelah kuliah, Kansa belajar satu hal: kuliah bukan hanya tentang nilai dan gelar, tapi tentang ketabahan. Tentang bertahan di hari-hari di mana semangat terasa hilang, dan doa menjadi satu-satunya tempat bersandar. Sering kali Kansa hampir menyerah.
Namun di dalam hati, ada suara yang selalu berbisik pelan, “Harus kuat sampai akhir, demi orang tua.” Malam-malamnya diisi dengan tangis pelan di sajadah, dengan bisikan doa yang sama, “Allah akan mempermudah jalannya, kan? Perempuan ini punya banyak impian.”
Dan di sanalah Kansa menemukan makna sebenarnya dari mimpi: bukan tentang seberapa cepat ia mencapainya, tetapi seberapa tulus ia memperjuangkannya. Sebab perempuan yang masih percaya pada mimpinya, sesungguhnya sedang berjalan di antara cahaya, dan Allah selalu tahu jalan bagi hati yang tidak menyerah. Sebab perempuan yang masih percaya pada mimpinya, tidak pernah benar-benar berjalan sendirian. Langkahnya mungkin kecil, tapi setiap langkah adalah doa yang menggema di langit.
Hari itu, Kansa menatap cermin di kamarnya dengan mata yang sembap tapi penuh cahaya. Ia tersenyum pada bayangannya sendiri, seolah sedang berterima kasih. Bukan karena semuanya sudah mudah, tapi karena ia masih mau melangkah meski dunia kadang tak paham arah mimpinya.
Di luar jendela, langit pagi mulai memudar menjadi jingga. Dan di dalam hatinya, Kansa tahu selama ia masih menggantungkan harapannya pada Allah, tidak ada mimpi yang terlalu jauh untuk digapai. Sebab, setiap doa yang tulus akan menemukan jalannya, dan setiap perjuangan yang ikhlas akan berbuah indah pada waktunya.