Sidang Terbuka Senat IAI Persis Garut: Wisuda XV Sarjana dan Wisuda I Pascasarjana, Menginspirasi Umat dan Menggerakkan Perubahan

Garut, Aksara– Institut Agama Islam (IAI) Persis Garut menggelar Sidang Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana Angkatan XV dan Wisuda Pascasarjana Angkatan I, Sabtu (20/9/2025), bertempat di Aula Kampus IAI Persis Garut. Sebanyak 205 wisudawan, terdiri dari 184 program sarjana dan 21 program pascasarjana, resmi dikukuhkan kelulusannya di hadapan senat, dosen, orang tua, serta tamu undangan.

Wisuda tahun ini terasa istimewa karena menjadi momentum pertama setelah perubahan status dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Persis Garut menjadi Institut Agama Islam (IAI) Persis Garut.

Rektor IAI Persis Garut, Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum., dalam pidatonya menyampaikan kebahagiaannya atas pencapaian ini.

 “Alhamdulillah, pagi hari ini kita dapat mengikuti wisuda pertama dalam status baru perguruan tinggi kita, dari STAI Persis. Tahun lalu, di tempat ini, wisuda ke-14 adalah wisuda STAI Persis Garut. Hari ini statusnya adalah wisuda IAI Persis Garut.”

Menurut Dr. Tiar, perubahan status bukan hanya soal nomenklatur, tetapi juga semangat pembaruan. Hal itu salah satunya ditunjukkan dengan perubahan atribut wisuda.

“Para hadirin semua akan melihat penampilan yang berbeda dari wisuda yang lalu, yaitu baju-baju dan toga wisuda yang kami ubah sedemikian rupa, dan salah satu filosofi yang kita angkat dalam perubahan simbolik ini adalah heritage culture,” jelasnya.

Rektor menegaskan pentingnya penguatan identitas lokal di tengah era global. “Budaya di topi-topi toga itu kini tersemat simbol Sunda, yaitu iket Sunda, yang mengingatkan bahwa kita mengikuti juga salah satu warisan kultural, warisan budaya orang Sunda yang tentu saja banyak manfaatnya dan banyak yang perlu kita kembangkan.”

Selain menekankan identitas budaya, Dr. Tiar juga mengingatkan bahwa perguruan tinggi harus siap menghadapi interaksi lintas budaya di era globalisasi.

“Dalam dunia yang global, kita saat ini tidak bisa berinteraksi dengan satu budaya saja, tapi kita berinteraksi dengan sangat banyak budaya. Komunikasi antarbudaya sangat mudah kita lakukan dengan medsos dan lain sebagainya. Sehingga, satu keniscayaan bahwa, kita untuk menghadapi perkembangan peradaban di masyarakat, kita harus berfikir bagaimana kita saling belajar dari berbagai macam kebudayaan yang berkembang di seluruh dunia,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa IAI Persis Garut akan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman dan persaingan perguruan tinggi. “Semangat zaman yang mengikuti pola zaman komunikasi yang terbuka, dan ini saya kira hari ini menjadi menjadi tema bagaimana IAI Persis Garut menatap masa depan Persaingan perguruan tinggi yang sangat luar biasa baik, yang suasta, apalagi dengan negeri hari ini. Tentu saja perguruan negeri terus mengekspansi mahasiswanya diperbanyak, perguruan swasta juga bukan semakin berkurang, tapi semakin bertambah. Nah, artinya, di persaingan yang sangat luar biasa itu kita harus menampilkan hal yang paling baik.”

Menutup pidatonya, Dr. Tiar mengajak seluruh sivitas akademika untuk menjadikan momentum perubahan ini sebagai dorongan memperkuat daya saing kampus. “Kita harus fastabiqul khairat. oleh sebab itu, tentu saja kita ke depan menata isi IAI Persis Garut.” Ujarnya.

Posting Komentar

Halo sobat Aksara!
Jika mari berkomentar dengan memberikan gagasan atau pendapat yang terbaik, kita jauhi komentar yang mengandung hal yang tidak diinginkan yaa!

Lebih baru Lebih lama