Oleh: Fajar Shidiq
Aku dengar sang revolusioner dari Argentina
Sekali hentakan, jalanan membentang
Sekali wacana, lahirnya pergerakan
Aku ingat, dialah Che Guevara
Sekali hentakan, jalanan membentang
Sekali wacana, lahirnya pergerakan
Aku ingat, dialah Che Guevara
Aku dengar aktivis jalanan dari Indonesia
Sekali menganga, Indonesia bergema
Sekali bicara, pemerintah tutup telinga
Aku ingat, dialah Soe Hok Gie
Sekali menganga, Indonesia bergema
Sekali bicara, pemerintah tutup telinga
Aku ingat, dialah Soe Hok Gie
Aku ingat tragedi sembilan delapan
Ibu Kota bergejolak dan nyawa meregang tegang
Peluru melesat, mengoyak tengkorak botak
Aku ingat ! mahasiswa berbaris, berderap gegap-gempita
Ibu Kota bergejolak dan nyawa meregang tegang
Peluru melesat, mengoyak tengkorak botak
Aku ingat ! mahasiswa berbaris, berderap gegap-gempita
Mereka menentang waktu demi sebuah perubahan
Mereka berkorban jiwa demi sebuah keadilan
Mereka menggoyang nadi yang hampir mati
Mereka menarik nyawa yang hampir lepas
Mereka berkorban jiwa demi sebuah keadilan
Mereka menggoyang nadi yang hampir mati
Mereka menarik nyawa yang hampir lepas
Omong tidak hanya omong, orasi tidak hanya orasi
Tapi nyawa harus tergeletak di atas merah putih
Darah harus berkesimbah di tahan lahir sendiri
Hanya satu yang mereka ingin, kesejahteraan bangsa!
Tapi nyawa harus tergeletak di atas merah putih
Darah harus berkesimbah di tahan lahir sendiri
Hanya satu yang mereka ingin, kesejahteraan bangsa!
Jika aku ingat, aku malu jadi mahasiswa!
Aku hanya duduk di dalam kubus yang pengap
Dikungkung formalitas dan rutinitas
Aku tak pernah berteriak lantang, 'merdeka!, merdeka!, merdeka!'
Aku hanya duduk di dalam kubus yang pengap
Dikungkung formalitas dan rutinitas
Aku tak pernah berteriak lantang, 'merdeka!, merdeka!, merdeka!'
Jika aku kenang, aku malu jadi mahasiswa!
Aku acuh ketika rakyat tergeletak lunglai
Aku tutup telinga ketika BBM membumbung tinggi
Aku duduk santai saat subsidi ditarik lepas
Aku picingkan mata ketika rakyat digantung pada salib demokrasi
Aku acuh ketika rakyat tergeletak lunglai
Aku tutup telinga ketika BBM membumbung tinggi
Aku duduk santai saat subsidi ditarik lepas
Aku picingkan mata ketika rakyat digantung pada salib demokrasi
Jika aku ingat, aku benar-benar malu!
Tak pernah membentang kain pergerakan
Tertunduk membungkuk oleh _glamor_ dan _hedonisme_
Terpancung menggantung dalam kejumudan diri
Tak pernah membentang kain pergerakan
Tertunduk membungkuk oleh _glamor_ dan _hedonisme_
Terpancung menggantung dalam kejumudan diri
Jika aku ingat, aku malu jadi mahasiswa!
Tak ada catatan heroik dalam kamus pergerakan
Tak ubahnya orang bisu yang tuli,
Tak ubahnya orang orang buta yang lumpuh,
Dan aku benar-benar malu!
Tak ada catatan heroik dalam kamus pergerakan
Tak ubahnya orang bisu yang tuli,
Tak ubahnya orang orang buta yang lumpuh,
Dan aku benar-benar malu!
Jika aku ingat, aku malu pada negeri
Hanya sebatas asa dan cita-cita dalam draf agenda
Tak pernah menutur jalanan yang membentang
Tak pernah mengatur denyut demi sebuah kemajuan
Jika aku ingat, aku benar-benar malu!
Tak pernah menutur jalanan yang membentang
Tak pernah mengatur denyut demi sebuah kemajuan
Jika aku ingat, aku benar-benar malu!
Tags
Sastra