 |
| Ilustrasi gambar: Pinterest.id |
Hari Raya Haji adalah hari di mana muslimin seluruh dunia disatukan Allah tanpa strata, tanpa sekat suku dan bangsa.
Di akhir usia Rasulullah Muhammad SAW, beliau memimpin Haji Wada dan bersabda; "Wahai sekalian manusia! Rabb kalian satu (Allah), ayah kalian satu (Nabi Adam). Ingatlah. Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang Ajam (non-Arab), dan orang ajam atas orang Arab. Tidak ada kelebihan bagi kulit merah atas kulit hitam, juga kulit hitam atas orang kulit merah. Kecuali dengan ketakwaan.
Sedangkan Hari Besar ini (Hari Raya Haji / Iedul Adha) adalah penampakan atas kesatuan tersebut.
Para jamaah haji berkumpul di tanah suci, sementara yang lain mengiringi dengan Puasa Arafah, Sholat Iedul Adha, dan menyembelih kurban di tempat masing-masing.
Muslimin memiliki tiga hari raya. Hari Raya Iedul Fitri, Hari Raya Iedul, dan Hari Raya Jumat.
Ironis. Hari Jumat 8 Juli 2022, muslimin seluruh dunia bisa bersatu merayakan hari Jumat di hari yang sama. Namun saat Hari Raya Haji yang lebih besar, sebagian merayakan bersama jamaah haji di Mina hari Sabtu, sebagian menyendiri di hari Ahad.
Memang ada khilafiyah dalam hal ini terkait matla, yaitu perbedaan wilayah yang menyebabkan perbedaan waktu. Namun dengan bercermin pada hari Jumat yang muslim seluruh dunia bisa bersatu dalam satu hari yang sama, semestinya Iedul Fitri dan Iedul Adha juga bisa dirayakan secara bersama-sama.
Karena pada dasarnya, Hari Raya adalah Perayaan yang mewujud nyatakan kesatuan muslimin di bawah satu jalan yang sama yaitu: Dienul Islam.
Mari Kita berdoa dan berusaha sekuat tenaga, agar Allah Ta'ala segera menurunkan pertolonganNya;
Mewujudkan kesatuan muslimin seluruh dunia di bawah satu Khalifah, seperti dahulu Khulafur Rasyidin meneruskan kepemimpinan Rasulullah SAW, memimpin kita semua.
Kemudian kita kembali menjadi Umat Terbaik seperti dahulu, dan kembali ke surga tertinggi bersama Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam.
Sebuah catatan: Lani Lasna Ulhaq